Rabu, 05 Januari 2011

SABUT_SABUT API JOGJAKARTA


Seoarang wanita muda masuk ke dalam kamar, sedang dua lainnya masih menunggu dengan gelisah. Tampak sekali ketakutan di wajah mereka, dengan lirih mereka berbisik satu dengan yang lainnya, mungkin untuk menenangkan diri. Meski tampak tersenyum, namun kegelisahan tak dapat mereka sembunyikan. Jam di dinding baru menunjukkan pukul 21.16 menit, belum terlalu malam memang untuk ukuran di tengah kota. 

Namun di tempat itu laksana jam 01.00 dini hari, karena memang di pinggiran kota kecil di dekat jogja. Bahkan mereka tak ingat di mana sesungguhnya mereka berada, karena untuk mencapai tempat itu mereka harus berbaring di jok mobil dan melalui jalan yang berkelok-kelok di tengah persawahan. Namun jelas sekali tempat itu bukan di tengah pelosok perkampungan, melainkan di pinggiran kota yang banyak rumah-rumah tinggal.

Di dalam kamar, wanita muda itu tampak sedikit gemetar. Dia perlahan berbaring, di tempat tidur orang melahirkan. Lalu pakaian bawahnya dibuka semuanya, dengan sedikit malu-malu dan memendam ketakutan. Wanita setengah baya di depannya berkata dengan pelan” dek gak usah takut ini hanya sebentar dan cuma sakit sedikit saja”. “Sebenarnya saya juga tak mau melakukan ini tapi saya kasihan gadis-gadis seperti kalian yang sangat membutuhkan pertolongan”.


Perlahan wanita muda itu diposisikan dengan mengangkat kedua kaki ke atas, persis seperti tindakan ginekologi jika kalian tahu.  Dengan mata terpejam dia sedikit mendongak ke atas, sambil mengeratkan gigi-giginya. Jelas ada ketakutan di wajahnya. Si wanita setengah baya kembali menenangkan si wanita muda yang tampak gelisah. Perlahan wanita setengah baya itu mengenakan sarung tangan lalu mengambil alat yang ujung-ujungnya agak lancip seperti paruh bebek mungkin namanya “vaginal speculum”,  dan berkata “ tenang ya dek ya, sedikit sakit tahan ya…”. bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar